SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOGKOSUTO

Kamis, 27 November 2008

PEROKOK PENGKHIANAT KELUARGA

Seorang perokok dengan kecanduan ringan mampu menghabiskan satu bungkus per hari. Jika rata-rata harga sebungkus Rp. 5.000,- maka penghasilan mereka berkurang sejumlah itu. Bagaimana jika 1 minggu? Bagaimana jika 1 bulan? Bagaimana jika 1 tahun?

Padahal uang itu dapat dibelikan bahan makanan yang dapat menghidupan satu keluarga dengan 2 anak. Misalnya seorang perokok tersebut adalah seorang ayah, maka mereka telah merampas hak anak dan istri untuk memperoleh makan yang baik. Jika uang tersebut dibelikan beras akan dapat kurang lebih 1 kg beras dan itu cukup untuk satu hari. Jika dibelikan lauk misalnya telur maka akan dapat 1/3 kg dan mampu mencukupi kebutuhan gizi bagi keluarga selama sehari.

Belum lagi jika waktu merokok ada anggota keluarga disekelilingnya, maka akan memberi tambahan penyakit kepada anggota keluarga, dan mungkin mampu menyebabkan anak-anak menjadi bodoh karenanya.

Lantas pantaskah perokok adalah pengkhianat keluarga

SUDAH SIAPKAH ANGGARAN PENDIDIKAN 20% APBN

Sudah diketahui bersama bahwa dalam pidato kenegaraan Presiden tanggal 16 Agustus 2008 sebagai respon atas keputusan mahkamah konstitusi patut disambut dengan gembira oleh kalangan dunia pendidikan. Komitmen pemerintah telah berpihak kepada pendidikan, dengan mengalokasi anggaran sebesar 20% sesuai dengan ketentuan Undang Undang Dasar pada tahun anggaran 2009. Diperkirakan bahwa total anggaran berjumlah 1000 trilyun lebih, yang berarti anggaran pendidikan diperkirakan akan mencapai 200 trilyun lebih. Angka tersebut merupakan angka tertinggi dari semua departemen yang ada.
Sebenarnya setiap tahun anggaran, dana yang dikelola Departemen Pendidikan selalu meningkat. Tapi ironis, peningkatan anggaran selalu diikuti oleh peningkatan kebocoran anggaran. Munculnya dana BOS telah banyak diselewengkan oleh sebagian oknum pendidikan. Dikucurkannya anggaran BOS buku juga telah menimbulkan hal yang sama. Banyaknya oknum pendidikan Kabupaten/Kota yang harus berurusan dengan hukum. Sementara masyarakat belum puas dengan penanganan hukum oleh penegak hukum. Para ahli pun menyangsikan efektifitas penanganan hukum dengan terbongkarnya masalah hukum para penegak hukum akhir-akhir ini.

Powered By Blogger